Tragedi
München 1958 terjadi di Bandar Udara
Munich-Riem, München, Jerman pada tanggal 6 Februari 1958.
Kecelakaan terjadi ketika British European
Airways Penerbangan 609 jatuh pada usaha ketiganya untuk lepas
landas dari kubangan lumpur yang menyelimuti landasan. Di dalam
pesawat terdapat para pemain Manchester United yang bersinar kala itu , dijuluki
"Busby Babes", bersama dengan sejumlah pendukung dan wartawan. 20
dari 44 orang di pesawat tewas dalam kecelakaan. Yang terluka, beberapa di
antaranya sudah tak sadarkan diri, dibawa ke Rumah Sakit Rechts
der Isar di Munich di mana 3 orang meninggal, sehingga yang selamat
hanya 21 orang.
Kejadian
Tim dalam perjalanan kembali dari
sebuah pertandingan Piala Eropa 1957-1958 di Beograd,Yugoslavia, melawan Red Star Belgrade, tetapi harus berhenti di Munich untuk mengisi bahan bakar,
sebagai akibat dari perjalanan non-stop Belgrade ke Manchester, yang di luar
batas kemampuan jangkauan pesawat sekelas Airspeed Ambassador. Setelah mengisi bahan bakar, sang pilot, KaptenJames
Thain dan kopilot Kenneth Rayment, mencoba lepas
landas maksimal dua kali, tetapi harus membatalkan kedua upaya tersebut karena
gangguan di mesin. Takut bahwa mereka akan terlambat jadwal, Kapten Thain
menolak menginap di Munich dan memilih melakukan upaya lepas landas untuk
ketiga kalinya.
Pada saat upaya ketiga, mulai turun salju, menyebabkan lapisan lumpur di ujung landasan. Ketika pesawat menyentuh lumpur, pesawat kehilangan kecepatan, membuat pesawat tidak dapat lepas landas. Pesawat menabrak pagar dan melewati ujung landasan, sebelum sayap pesawat membentur rumah terdekat sehingga sobek. Khawatir bahwa pesawat akan meledak, Kapten Thain menyuruh para penumpang yang selamat pergi menjauh sejauh mungkin. Meskipun demikian, kiper Manchester United Harry Gregg tetap di dekat bangkai pesawat untuk menarik korban yang selamat dari reruntuhan pesawat.
Pada saat upaya ketiga, mulai turun salju, menyebabkan lapisan lumpur di ujung landasan. Ketika pesawat menyentuh lumpur, pesawat kehilangan kecepatan, membuat pesawat tidak dapat lepas landas. Pesawat menabrak pagar dan melewati ujung landasan, sebelum sayap pesawat membentur rumah terdekat sehingga sobek. Khawatir bahwa pesawat akan meledak, Kapten Thain menyuruh para penumpang yang selamat pergi menjauh sejauh mungkin. Meskipun demikian, kiper Manchester United Harry Gregg tetap di dekat bangkai pesawat untuk menarik korban yang selamat dari reruntuhan pesawat.
Pasca-kecelakaan
Sebuah
penyelidikan oleh pihak berwenang bandara Jerman Barat awalnya menyalahkan
Kapten Thain untuk kecelakaan tersebut, mengklaim bahwa dia telah gagal untuk
menghilangkan es yang membeku pada sayap pesawat,
yang dianggap sebagai penyebab kecelakaan, meskipun pernyataan yang
bertentangan muncul dari para saksi mata. Kemudian ditetapkan bahwa kecelakaan
itu, pada kenyataannya, disebabkan oleh kubangan lumpur campur salju di
landasan pacu, yang mengakibatkan pesawat yang tidak mampu mencapai kecepatan
minimum untuk lepas landas. Nama Thain akhirnya menghilang pada tahun 1968,
sepuluh tahun setelah kejadian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar