SIAPA MANUSIA PERTAMA DI BUMI ?
Ada 3 Pendapat (mungkin lebih) tentang
manusia pertama ini :
1. Pendapat Umum (Mayoritas) Bahwa Adam adalah manusia pertama
Beberapa dasar :
a. Allah berfirman :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An Nisa 1)
1. Pendapat Umum (Mayoritas) Bahwa Adam adalah manusia pertama
Beberapa dasar :
a. Allah berfirman :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS An Nisa 1)
b. Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqoroh: 30)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
(QS Al Baqoroh :31)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
(QS Al Baqoroh :31)
2.
Pendapat sebagian orang (Minoritas) bahwa Adam bukan manusia pertama
Dasar-dasar:
a. Firman Allah
Dasar-dasar:
a. Firman Allah
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS
Baqoroh :30)
Pemahaman “Khalifah” itu dipahami bukan
“wakil” melainkan diartikan sebagai “pengganti” dasarnya : Dia-lah yang
menjadikan kamu (pengganti-pengganti) khalifah-khalifah di muka bumi. (QS
Fathir:39)
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.(QS Yunus: 14)
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.(QS Yunus: 14)
Dalam kitab al mufrodat Alfadhil Quran
bab huruf kho hal. 157:
“Dan yang dinamakan kholifah ialah ganti dari yang lainnya, sama juga yang diganti itu memang karena tidak hadir atau yang diganti itu karena mati atau yang diganti itu karena udzur,dll”
“Dan yang dinamakan kholifah ialah ganti dari yang lainnya, sama juga yang diganti itu memang karena tidak hadir atau yang diganti itu karena mati atau yang diganti itu karena udzur,dll”
Atau di dalam tafsir ibnu Katsir (hal
104)
“Yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun dan generasi demi generasi”.
“Yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun dan generasi demi generasi”.
Tetapi tidak dapat dipahami bahwa yang
“digantikan” itu adalah Allah, sebab :
Allah tidak berhalangan/udzur, tidak mati, dan bukannya tidak bisa melaksanakan,dll.
Jika Adam itu menggantikan Allah maka dia harus memiliki sifat2 yang menyerupai Allah. Tidak mungkin sesuatu yang tidak sempurna menggantikan sesuatu yang sempurna. Demikian menurut ibnu Katsir.
Allah tidak berhalangan/udzur, tidak mati, dan bukannya tidak bisa melaksanakan,dll.
Jika Adam itu menggantikan Allah maka dia harus memiliki sifat2 yang menyerupai Allah. Tidak mungkin sesuatu yang tidak sempurna menggantikan sesuatu yang sempurna. Demikian menurut ibnu Katsir.
Sedangkan “kholifah” dalam arti wakil,
kata Ibnu Katsir, sudah pasti tidak bisa dipakai sebab manusia tidak layak
sebagai wakil Allah, malah sebaliknya Allahlah sebagai khalifah atau wakil
(penolong) dasarnya :
“Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik2 pelindung”
(Ali imran: 173, Hud 12, at thalaq:3, an Nisa 81)
Tidak ada satupun di alQuran maupun di Hadits Nabi yang mengatakan bahwa manusia merupakan Kholifatullah. Allah hanya menyebutkan “kholifah” saja.
“Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik2 pelindung”
(Ali imran: 173, Hud 12, at thalaq:3, an Nisa 81)
Tidak ada satupun di alQuran maupun di Hadits Nabi yang mengatakan bahwa manusia merupakan Kholifatullah. Allah hanya menyebutkan “kholifah” saja.
Menurut al Quran :
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yunus 13-14)
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yunus 13-14)
2. Dari mana malaikat
itu tahu bahwa “Kholifah” itu akan menumpahkan darah ?
Alloh berfirman di dalam Surat al-Baqoroh :30
“Wa idzqoola robbuka lil malaikati inni ja’ilun kholifah fil ardhi”
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,”Sesungguhnya Aku
akan menjadikan kholifah (Adam) dimuka bumi”.
Alloh berfirman di dalam Surat al-Baqoroh :30
“Wa idzqoola robbuka lil malaikati inni ja’ilun kholifah fil ardhi”
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,”Sesungguhnya Aku
akan menjadikan kholifah (Adam) dimuka bumi”.
“qooluu ataj’alu fiiha mayyufsidu fiiha
wa yasfikuddimaa wa nahnu
nussabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak”
“Para malaikat bertanya,”Mengapa Engkau hendak menempatkan dipermukaan
bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,sedang kami
senantiasa bertasbih memuji dan mensucikanMu ?
“qoola inni a’lamu maa laa ta’lamun”
Alloh berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu
ketahui”
nussabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak”
“Para malaikat bertanya,”Mengapa Engkau hendak menempatkan dipermukaan
bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,sedang kami
senantiasa bertasbih memuji dan mensucikanMu ?
“qoola inni a’lamu maa laa ta’lamun”
Alloh berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu
ketahui”
Perhatikanlah, bagaimana Malaikat bisa
tahu bahwa “Adam adalah makhluk
yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah” ?
Ada 3 kemungkinan malaikat bisa tahu bahwa “Adam adalah makhluk yang
akan membuat bencana dan menumpahkan darah”.
1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi.
2. Malaikat diberitahu oleh Alloh.
3. Malaikat sudah pernah melihat hal yang serupa itu terjadi.
yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah” ?
Ada 3 kemungkinan malaikat bisa tahu bahwa “Adam adalah makhluk yang
akan membuat bencana dan menumpahkan darah”.
1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi.
2. Malaikat diberitahu oleh Alloh.
3. Malaikat sudah pernah melihat hal yang serupa itu terjadi.
kemungkinan yang pertama,
“1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi.”
hal ini tidak mungkin sebab dibantah para malaikat sendiri di dalam
ayat alqur’an sendiri,
QS Baqoroh :32 “Qooluu subhanaka laa ilma lanaa illaa maa ‘alamtanaa innaka antal
alimul hakiim”
“Para malaikat menjawab,”Maha suci Engkau Ya Alloh, kami tidak mempunyai ilmu, hanya sebatas yang pernah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Maha Bijaksana”
Dari ayat tersebut di atas, jelas, bahwa malaikat tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan.
“1. Malaikat memiliki kemampuan melihat sesuatu yang akan terjadi.”
hal ini tidak mungkin sebab dibantah para malaikat sendiri di dalam
ayat alqur’an sendiri,
QS Baqoroh :32 “Qooluu subhanaka laa ilma lanaa illaa maa ‘alamtanaa innaka antal
alimul hakiim”
“Para malaikat menjawab,”Maha suci Engkau Ya Alloh, kami tidak mempunyai ilmu, hanya sebatas yang pernah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Maha Bijaksana”
Dari ayat tersebut di atas, jelas, bahwa malaikat tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan.
Kemungkinan yang ke 2,
Malaikat mengetahui akan hal itu sebab diberitahu oleh Alloh,
Tetapi hal ini dibantah di dalam ayat tersebut yaitu,QS Baqoroh 30
“qoola inni a’lamu maa laa ta’lamun”
Alloh berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu
ketahui”. Jadi dalam hal ini, Alloh tidak memberitahu malaikat bahwa manusia
adalah makhluk yang membuat bencana dan menumpahkan darah.
Malaikat mengetahui akan hal itu sebab diberitahu oleh Alloh,
Tetapi hal ini dibantah di dalam ayat tersebut yaitu,QS Baqoroh 30
“qoola inni a’lamu maa laa ta’lamun”
Alloh berfirman,”Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu
ketahui”. Jadi dalam hal ini, Alloh tidak memberitahu malaikat bahwa manusia
adalah makhluk yang membuat bencana dan menumpahkan darah.
Maka jelas, bahwa kemungkinan
kemungkinan yang ketigalah yang berlaku,
yaitu bahwa Malaikat bertanya kepada Alloh,,”Mengapa Engkau hendak
menempatkan dipermukaan bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,
adalah sebab sudah pernah ada kejadian yang seperti itu.Sudah pernah
ada makhluk yang seperti adam, yaitu sudah pernah ada manusia sebelumnya.
yaitu bahwa Malaikat bertanya kepada Alloh,,”Mengapa Engkau hendak
menempatkan dipermukaan bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ?,
adalah sebab sudah pernah ada kejadian yang seperti itu.Sudah pernah
ada makhluk yang seperti adam, yaitu sudah pernah ada manusia sebelumnya.
3. Firman Allah
:“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga
`Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (QS Ali Imran:33)
4. Firman Allah
: Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.(QS Ali Imran:59)
Menurut ilmu pengetahuan :
a. Di puncak Big Hill Pegunungan Cumberland di Jackson County Kentucky, terletak lapisan batu pasir dari zaman karbon. Di tahun 1880-an batu itu dilindas roda kereta yang lewat sehingga suatu ketika permukaan batunya pecah. Ketika remukan akibat pecahan itu sudah tidak menutupi lagi, sederetan jejak ditemukan di atas lapisan karbon berusia sekitar 300 Juta tahun (sebelum perkiraan waktu adanya Adam), Jejak-jejak yang ditemukan adalah dua jejak manusia, ukuran baik, ibu jari terbuka lebar dan mempunyai tanda yang amat jelas. Jejak ini diperiksa oleh PRof. JF Brown dari Berea College,
Kentucky. (kutipan dari The American Antiquarian, 7:39, Januari 1885)
a. Di puncak Big Hill Pegunungan Cumberland di Jackson County Kentucky, terletak lapisan batu pasir dari zaman karbon. Di tahun 1880-an batu itu dilindas roda kereta yang lewat sehingga suatu ketika permukaan batunya pecah. Ketika remukan akibat pecahan itu sudah tidak menutupi lagi, sederetan jejak ditemukan di atas lapisan karbon berusia sekitar 300 Juta tahun (sebelum perkiraan waktu adanya Adam), Jejak-jejak yang ditemukan adalah dua jejak manusia, ukuran baik, ibu jari terbuka lebar dan mempunyai tanda yang amat jelas. Jejak ini diperiksa oleh PRof. JF Brown dari Berea College,
Kentucky. (kutipan dari The American Antiquarian, 7:39, Januari 1885)
b. Sepasang jejak kaki manusia (ada
fotonya, sama dengan jejak kaki manusia biasa bentuknya) pernah menghiasi
lempengan batu kapur di tepi barat Sungai Mississippi di St. Louis. Di tahun
1816 atau 1817, lempengan itu digali dari posisinya dan dipindahkan oleh Bp.
George Rappe ke desa Harmony (sekarangNew Harmony Indiana). Panjang jejak itu
10 inc dan lebar 4 inc di jari kaki, terpisah 6 inc di tumit, dan 13 inc di
jari kakinya, menurut laporan Henry R. Schoolcraft, “jari-jari kaki amat
terbentang, dan telapak kakinya rata seperti yang akan terjadi pada mereka yang
terbiasa lama tidak mengenakan sepatu. Walaupun keadaannya seperti itu, jejak
tersebut mencolok amat alami, menunjukkan rincian otot, dan membengkaknya tumit
serta jari-jari kaki, dengan ketepatan dan kebenaran alami, yang tidak dapat
saya salin, dengan tepat, dalam gambar ini…. (maaf gambar tidak bisa saya scan)
Penelitian dari segala segi akan menjamin kesimpulan bahwa jejak ini terbuat
pada waktu batu ini masih cukup lunak sehingga tekanan akan membentuk jejak
tersebut dan bahwa jejak kaki ini alami dan asli. Dalam skema geologi, batu
kapur ini mengeras sekitar 270 juta tahun yang lalu (jauh sebelum perkiraan
adanya Adam). Batu dan jejak kaki dikatakan mengalami bukti keausan
dan penuaan yang sama. (dikutip dari The American Journal of Science and Arts,1:5:223-31,1882)
dan penuaan yang sama. (dikutip dari The American Journal of Science and Arts,1:5:223-31,1882)
c. Fosil jejak kaki yang mungkin tertua
yang sudah tersingkap ditemukan di bulan Juni 1968 oleh William J. Meister
seorang kolektor fosil. Diperkirakan jejak kaki itu berumur sekitar 300-600
juta tahun yang lalu juga dengan bukti pendukung adanya seekor tribolet yang
ada jejak fosilnya di bawahnya (seolah tribolet itu terinjak jejak kaki tsb).
Tribolet adalah invertebrata laut berukuran kecil, kerabat dari udang dan
kepiting yang banyak dijumpai sekitar 320 juta tahun yang lalu sebelum punah
280 juta tahun yang lalu. Hal
yang sangat aneh, adalah jejak kaki manusia itu mengenakan alas kaki sederhana…. Ditemukan di Antelope Spring, 43 mil di barat Delta, Utah. (Ada gambarnya tapi tidak saya scan)Tanggal 20 Juli 1968, seorang geologi dari Tucson Arizona Dr. Clifford Burdick, meneliti jejak itu dan ditemukan jejak menumpuk di atas alas kaki itu seperti jejak seorang anak-anak. (kutipan Creation Research Society Quarterly, Desember 1968) dan masih banyak bukti-bukti penemuan tentang jejak kaki yang berumur puluhan juta
bahkan ratusan juta tahun yang lalu
Perkiraan adanya Adam menurut Doktor Adil Thoha Yunus di dalam bukunya, Hayat Al-Anbiya Bayna Haqoiq at Tarikh wa al Mukasyafat Al-Atsariyyah al-Jadidah) adalah sekitar 600 tahun sebelum masehi, ini didasarkan keterangan dari kitab Taurat yang tertua, transkrip Yunani yaitu masa antara Adam sampai al Masih, tepatnya adalah 5872
tahun.
yang sangat aneh, adalah jejak kaki manusia itu mengenakan alas kaki sederhana…. Ditemukan di Antelope Spring, 43 mil di barat Delta, Utah. (Ada gambarnya tapi tidak saya scan)Tanggal 20 Juli 1968, seorang geologi dari Tucson Arizona Dr. Clifford Burdick, meneliti jejak itu dan ditemukan jejak menumpuk di atas alas kaki itu seperti jejak seorang anak-anak. (kutipan Creation Research Society Quarterly, Desember 1968) dan masih banyak bukti-bukti penemuan tentang jejak kaki yang berumur puluhan juta
bahkan ratusan juta tahun yang lalu
Perkiraan adanya Adam menurut Doktor Adil Thoha Yunus di dalam bukunya, Hayat Al-Anbiya Bayna Haqoiq at Tarikh wa al Mukasyafat Al-Atsariyyah al-Jadidah) adalah sekitar 600 tahun sebelum masehi, ini didasarkan keterangan dari kitab Taurat yang tertua, transkrip Yunani yaitu masa antara Adam sampai al Masih, tepatnya adalah 5872
tahun.
3. Pendapat lain
tentang manusia pertama:
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
1. Ya ayyuhannaasuttaquu Robbakumul ladzii kholaqokum min nafsin waahidatin wa kholaqo minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaalan katsiiron wa nisaa-an (Q.S.4, An-Nisa’ :1). Artinya : Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhan mu yang menciptakan kamu semua dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Alloh menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki kedua-nya itu Alloh mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.
2. Huwalladzii Kholaqokum Min nafsin Waahidatin, wa ja’ala minha zaujaha liyaskuna ilaiha. (Q.S.7, Al-A’rof :189). Artinya : Dialah yang telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(wanita) dan dari pada wanita itu dijadikannya suaminya.
3. Huwalladzii ansya-akum min nafsin waahidatin….. (Q.S.6, Al-An’am : 98). Artinya : Dan Dialah yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita).
4. Kholaqokum min nafsin waahidatin tsumma ja’ala minha zaujahaa.. (Q.S.39, Az Zumar :6). Artinya : Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (wanita) kemudian dijadikan dari wanita yang satu itu suaminya.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas ada kalimat “…Nafsin Waahidatin..” yang artinya “…diri yang satu..”. Waahidun artinya satu dan Waahidatun artinya juga satu.
Tetapi di ayat Qur’an itu dipilih oleh Alloh adalah kalimat (kata) Waahidatun yakni ada huruf ” TA” marbuthoh-nya, yakni SEBAGAI TANDA WANITA.
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
1. Ya ayyuhannaasuttaquu Robbakumul ladzii kholaqokum min nafsin waahidatin wa kholaqo minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaalan katsiiron wa nisaa-an (Q.S.4, An-Nisa’ :1). Artinya : Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhan mu yang menciptakan kamu semua dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Alloh menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki kedua-nya itu Alloh mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.
2. Huwalladzii Kholaqokum Min nafsin Waahidatin, wa ja’ala minha zaujaha liyaskuna ilaiha. (Q.S.7, Al-A’rof :189). Artinya : Dialah yang telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(wanita) dan dari pada wanita itu dijadikannya suaminya.
3. Huwalladzii ansya-akum min nafsin waahidatin….. (Q.S.6, Al-An’am : 98). Artinya : Dan Dialah yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita).
4. Kholaqokum min nafsin waahidatin tsumma ja’ala minha zaujahaa.. (Q.S.39, Az Zumar :6). Artinya : Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (wanita) kemudian dijadikan dari wanita yang satu itu suaminya.
Dalam ayat-ayat tersebut di atas ada kalimat “…Nafsin Waahidatin..” yang artinya “…diri yang satu..”. Waahidun artinya satu dan Waahidatun artinya juga satu.
Tetapi di ayat Qur’an itu dipilih oleh Alloh adalah kalimat (kata) Waahidatun yakni ada huruf ” TA” marbuthoh-nya, yakni SEBAGAI TANDA WANITA.
Jadi ini menurut Al-Qur’an surat An
Nisa’, Surat Al-Arof, Surat Az-Zumar dan Surat Al-An’am bahwa MANUSIA PERTAMA
ITU BERJENIS WANITA bukan laki-laki. Dan kalau begitu manusia pertama bukan lah
Adam karena Adam itu seorang laki-laki. Tentang nama manusia pertama yang
berjenis wanita ini tidak ada keterangan dalam Qur’an.
Setelah manusia pertama yang berjenis wanita/perempuan itu kemudian Alloh menciptakan manusia yang ke dua. Adapun manusia yang kedua adalah berjenis laki-laki yang namanya juga tidak diterangkan dalam Al-Qur’an.
Setelah manusia pertama yang berjenis wanita/perempuan itu kemudian Alloh menciptakan manusia yang ke dua. Adapun manusia yang kedua adalah berjenis laki-laki yang namanya juga tidak diterangkan dalam Al-Qur’an.
Jadi manusia pertama yang berjenis
wanita itu hamil atas kuasa Alloh (tanpa suami) lalu melahirkan seorang anak
laki-laki yakni sebagai manusia kedua. Yang kemudian anak laki-laki tersebut
setelah dewasa menjadi suami dari manusia pertama.
Perhatikan kalimat ,” wakholaqo minha zaujaha “
Dalam ayat itu ada kata , ” MINHA ” artinya dari orang yang satu berjenis wanita. Seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimatnya ialah ” MINHU” tetapi di ayat-ayat itu memakai kalimat,” MINHA” yang berarti wanita.
Kemudian kalimat ” ZAUJAHAA” artinya Suami nya (wanita).
Perhatikan kalimat ,” wakholaqo minha zaujaha “
Dalam ayat itu ada kata , ” MINHA ” artinya dari orang yang satu berjenis wanita. Seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimatnya ialah ” MINHU” tetapi di ayat-ayat itu memakai kalimat,” MINHA” yang berarti wanita.
Kemudian kalimat ” ZAUJAHAA” artinya Suami nya (wanita).
Terlihat jelas bahwa manusia pertama
adalah wanita kemudian manusia ke dua adalah berjenis laki-laki. Kalau
seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimat nya dalam Qur’an bukanlah
” Wakholaqo Minhaa Zaujahaa” tetapi berbunyi ,” Wakholaqo Minhu Zaujahu “.
Sebab “HU” itu dhomir laki-laki dan “HAA” itu dhomirnya wanita.
Dan dalam AL-QUR’AN tetap memakai ” MINHA ZAUJAHAA”.
Setelah tercipta manusia pertama berjenis wanita kemudian melahirkan seorang manusia berjenis laki-laki dan manusia kedua ini menjadi suami manusia pertama kemudian berkembanglah dari dua manusia itu laki-laki dan wanita yang banyak.
Dan dalam AL-QUR’AN tetap memakai ” MINHA ZAUJAHAA”.
Setelah tercipta manusia pertama berjenis wanita kemudian melahirkan seorang manusia berjenis laki-laki dan manusia kedua ini menjadi suami manusia pertama kemudian berkembanglah dari dua manusia itu laki-laki dan wanita yang banyak.
II. Manusia keturunan Adam
Allah berfirman,
“Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh sekali. Kemudian Kami jadikan ‘alaqoh’ kemudian ‘alaqoh’ Kamu jadikan gumpalan (janin) dan gumpalan itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi dan Kami tidak melalaikan ciptaan Kami”
(QS Al Mukminun 12-14)
“Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh sekali. Kemudian Kami jadikan ‘alaqoh’ kemudian ‘alaqoh’ Kamu jadikan gumpalan (janin) dan gumpalan itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi dan Kami tidak melalaikan ciptaan Kami”
(QS Al Mukminun 12-14)
Perkataan Arab “Alaqah” mempunyai tiga
arti. Arti pertama adalah “lintah”. Arti kedua adalah “barang yang mengambang”
dan yang ketiga “segumpal darah”
Menurut penyelidikan Profesor Moore, ia adalah Profesor Emeritus dalam Anatomi dan Sell Biologi di Universitas Toronto Kanada, ahli ilmu biologi, ditemukan bahwa :
1. Lintah air tawar sama penampakannya dengan embrio dalam tingkat alaqah ini.
2. Arti kedua adalah “barang mengambang”, inilah yang dapat kita lihat ketika embrio selama fase alawah menempel pada uterus (rahim) ibu.
3. Arti ketiga adalah “gumpalan darah”, menurut penelitian Profesor tersebut, di dalam fase alawah ini terjadi proses internal pembentukan darah seperti dalam tabung tertutup. Darah terperangkap dalam tabung2 tertutup membentuk menjadi gumapalan-gumapalan darah.
Dan ketiga arti itu diwakili oleh satu kata saja yaitu “alaqoh” dan tiga makna itu bisa dipakai tanpa ada satupun arti “alaqoh” yang tertolak.
Menurut penyelidikan Profesor Moore, ia adalah Profesor Emeritus dalam Anatomi dan Sell Biologi di Universitas Toronto Kanada, ahli ilmu biologi, ditemukan bahwa :
1. Lintah air tawar sama penampakannya dengan embrio dalam tingkat alaqah ini.
2. Arti kedua adalah “barang mengambang”, inilah yang dapat kita lihat ketika embrio selama fase alawah menempel pada uterus (rahim) ibu.
3. Arti ketiga adalah “gumpalan darah”, menurut penelitian Profesor tersebut, di dalam fase alawah ini terjadi proses internal pembentukan darah seperti dalam tabung tertutup. Darah terperangkap dalam tabung2 tertutup membentuk menjadi gumapalan-gumapalan darah.
Dan ketiga arti itu diwakili oleh satu kata saja yaitu “alaqoh” dan tiga makna itu bisa dipakai tanpa ada satupun arti “alaqoh” yang tertolak.
Allah berfirman :
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.(QS As Shaad : 72)
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.(QS As Shaad : 72)
Allah juga berfirman :
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya rohNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS As Sajdah :9)
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya rohNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS As Sajdah :9)
sumber :
http://www.huttaqi.com/artikel.php?id_isi=560&id_ttl=142&flag=0
Menarik sekali argumen-argumen diatas
tentang siapa sebenarnya manusia pertama di muka bumi dengan segala tafisrnya
masing-masing akan siapa sebenarnya manusia pertama di bumi Adam atau bukan?
Dan menurut penulis sendiri dengan
perkembangan Ilmu modern dan science bukan tidak mungkin apa yang tersirat
dalam ALquran bisa terjawab mengenai siapakah sebenarnya asal usul manusia
pertama di bumi ini, atau bahkan terbantahkan atau juga bahkan membantah
pengetahuan sebelumnya, karena sebuah pengetahuan akan terus mencari kebenaran
akan pengetahuan itu sendiri.
Dan tetaplah manusia akan menjadi
misteri terutama bagi manusia itu sendiri, dan jika ada yang ingin mencarinya
dengan metode kitab suci dan agama silahkan dan jika ada yang mencarinya
melalui metode pengetahuan silahkan atau menggabungkan keduanya juga silahkan
sampai menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar