Selasa, 23 April 2013

SEJARAH SEPAKBOLA INDONESIA


SEJARAH SEPAKBOLA INDONESIA

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) -yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936- milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia.
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Di tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an.

Untuk Anda yang memiliki problem mata seperti minus, plus atau silinder, kacamatamenjadi salah satu alat penting penunjang aktivitas Anda. Selain sebagai alat bantu untuk melihat, kacamata juga dapat digunakan sebagai aksesoris untuk menunjang penampilan Anda. Dengan memilih kacamata yang sesuai, penampilan Anda akan terlihat lebih menarik.
Tips Memilih Kacamata Model, motif atau warna kacamata sangat beraneka ragam. Ini dapat membuat seseorang bingung saat akan membeli kacamata. Ketika membeli kacamata, pemilihan hendaknya tidak hanya didasarkan pada kesukaan pembeli akan model, motif atau warnanya saja, karena yang lebih penting adalah bagaimana memilih kacamata yang sesuai dengan si pemakai. Beberapa hal berikut ini patut menjadi pertimbangan Anda saat memilih kacamata.

Bentuk Wajah Bentuk wajah seseorang sangat berpengaruh pada pemilihan bingkaikacamata yang akan dipilih. Salah memilih bentuk bingkai dapat menyebabkan bentuk wajah semakin tidak baik. Berikut tips untuk memilih bingkai kacamata berdasarkan bentuk wajah:


  • Bentuk wajah bulat Pilih kacamata dengan bingkai berbentuk persegi panjang atau kotak yang memiliki sudut yang tajam.
  • Bentuk wajah kotak Kacamata dengan frame bentuk oval, bulat, bentuk cat eyes atau frame dengan sudut yang melengkung atau dapat menjadi pilihan.
  • Bentuk wajah hati Bentuk bingkai kacamata seperti pilot sangat sesuai dengan bentuk wajah ini.
  • Bentuk wajah oval Bentuk wajah ini dapat menggunakan kacamata dengan bentuk bingkai model apapun.
Warna Kulit Dalam memilih warna frame atau bingkai kacamata sebaiknya disesuaikan dengan warna kulit Anda.


  • Warna kulit terang Bagi Anda yang memiliki warna kulit putih atau kuning, semua warna bingkai kacamata bisa Anda gunakan.
  • Warna kulit coklat atau sawo matang Akan sangat cocok, jika Anda memilih frame atau bingkai dengan warna krem atau coklat.
  • Warna kulit gelap Pilih bingkai dengan warna-warna yang menyejukkan seperti biru atau merah maroon. Untuk warna casual, Anda dapat memilih warna metalik.
Busana Jika Anda memiliki koleksi kacamata atau Anda ingin menggunakan kacamata sebagai aksesories, Anda dapat menyesuaikannya dengan busana yang Anda kenakan. Sesuaikan warna dengan keseluruhan busana Anda. Misalnya, jika busana yang Anda gunakan berwarna coklat, maka ada baiknya kacamata yang dikenakan berwarna senada atau warna turunanannya.

Jika Anda mengenakan busana casual seperti jeans, jaket kulit atau tank top, Anda dapat menggunakan model kacamata yang casual juga seperti model wayfarer dengan playfull color yang berkesan santai. Jika Anda sedang tampil sporty, model strong edgy (model kacamata yang digunakan pada film Matrix) dapat menjadi pilihan. Atau jika Anda mengenakan busana yang feminin, Anda dapat menggunakan kacamata hitam dengan model army (model kacamata dengan garis tegas pada bagian atas kedua lensa dengan frame yang tipis) dengan frame berwarna emas.

Situasi Selain itu, tentukan juga situasi yang akan Anda kunjungi. Misalnya, jika Anda akan mengunjungi acara formal, hindari menggunakan kacamata dengan warna yang terlalu mencolok seperti merah, hijau, biru laut atau orange. Model kacamata yang dikenakan sebaiknya model kacamata yang formal, misalnya tidak menggunakan kacamata dengan frame yang terlalu tebal atau dengan lensa kacamata yang berwarna mencolok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar