25. Cara
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak
Pentinganya
Motivasi
Motivasi adalah dorongan semangat untuk tetap menjalankan hidup ini
dengan aktif. Motivasi sangat diperlukan dalam keadaan bagaimanapun. Motivasi adalah bagian dari
pada syarat hidup manusia yang akan menjalani hidup sehari hari. Tanpa motivasi
maka apalah artinya hidup ini.
Motivasi dalam organisasi
Lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing,
staffing, leading, dan controlling. Pada pelaksanaannya, setelah rencana dibuat
(planning), organisasi dibentuk (organizing), dan disusun personalianya
(staffing), maka langkah berikutnya adalah menugaskan/mengarahkan karyawan
menuju ke arah tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) ini
secara sederhana adalah membuat para karyawan melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi karyawan merupakan
kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan manajer
untuk memotivasi karyawannya akan sangat menentukan efektifitas manajer.
Manajer harus dapat memotivasi para bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan
kepuasan kerja mereka meningkat.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata ‘motivasi’
(motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan istilah
motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan.
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi
perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita bertanya
tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara mengenai arah perilaku
seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan suatu hal tertentu yang
mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya keheranan
mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).
Cara
Memberi Motivasi Belajar Anak
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang
dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang
baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang
perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan
hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut
dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang
kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah.
Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik
menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat
secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan
jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar
anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan
berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka
perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi
yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga
akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan
secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru
harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007:
20) motivasi belajar siswa dapat
ditumbuhkan melalui beberapa cara yaitu:
a) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya
terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus
yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula
motivasi dalam belajar.
b) Hadiah.
Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
c) Saingan/kompetisi.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
d) Pujian.
Siswa yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau
pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian siswa akan
lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.
e) Hukuman.
Cara Meningkatkan Motivasi
Belajar
Cara meningkatkan motivasi belajar dengan
memberikan hukuman. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan
saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa
tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk
hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik
seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
f) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta
didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang
disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah
dimengerti siswa.
g) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal
belajar.
Membantu kesulitan peserta
didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses
belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk
mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar
dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat dan
mempelajari materi yang telah disampaikan..
Meningkatkan motivasi belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran yang
variasi. Metode yang
bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada
siswa.
Teori Isi (content theory)
Profil kebutuhan yang dimiliki
oleh seseorang yang mendasari perilakunya. Teori isi terdiri dari 4 teori
pendukung, yaitu :
1. Teori Hirarki Kebutuhan (A.
Maslow)
yang dikembangkan oleh Abraham
H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
Fisiologis: Kebutuhan yang paling bawah, dorongan kuat pada
diri manusia untuk survive (makan, minum & oksigen)
Keamanan: Standar hidup, jaminan, takut kehilangan
pekerjaan
Sosial: Kebutuhan untuk dicintai & mencintai, merasa
bagian dari suatu kelompok (diterima disuatu kelompok), persahabatan &
keakraban.
Penghargaan: Cukup dipandang, memberikan kontribusi pada orang
lain, status & penghargaan.
Aktualisasi
diri: Perasaan bahwa pekerjaan yang
dilakukan menghasilkan prestasi (senseof accomplishment).
Menurut maslow, jika seorang
pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada
anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
2. Teori E-R-G (Clayton Alderfer)
Alderfer (1972) mengemukakan tiga
kategori kebutuhan. yaitu:
Eksistence (E) atau Eksistensi:
Meliputi kebutuhan fisiologis
sepeerti lapar, rasa haus, seks, kebutuhan materi, dan lingkungan kerja yang
menyenangkan.
Relatedness (R) atau keterkaitan
Menyangkut hubungan dengan
orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan
penyelia di tempat kerja.
Growth (G) atau pertumbuhan
Meliputi keinginan kita untuk
produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan kita.
Alderfer menyatakan bahwa :
Pertama :
bila kebutuhan akan eksistensi
tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan
lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Kedua :
meskipun suatu kebutuhan
terpenenuhi, kebutuhan dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam
keputusan.
Jadi secara umum mekanisme
kebutuhan dapat dikatakan sebagai berikut
• Frustration – Regression
• Satisfaction – Progression
3. Teori Tiga Motif Sosial (D.
McClelland)
Menurut McClelland, ada tiga hal
yang sangat berpengaruh, yang memotivasi seseorang untuk berprestasi. Ke tiga
motif itu adalah
Achievement Motive (nAch): Motif
untuk berprestasi
Masyarakat dengan keinginan
berprestasi yang tinggi cenderung untuk menghindari situasi yang berisiko
terlalu rendah maupun yang berisiko sangat tinggi. Situasi dengan resiko yang
sangat kecil menjadikan prestasi yang dicapai akan terasa kurang murni, karena
sedikitnya tantangan. Sedangkan situasi dengan risiko yang terlalu tinggi juga
dihindari dengan memperhatikan pertimbangan hasil yang dihasilkan dengan usaha
yang dilakukan. Pada umumnya mereka lebih suka pada pekerjaan yang memiliki
peluang atau kemungkinan sukses yang moderat, peluangya 50%-50%. Motivasi ini
membutuhkan feed back untuk memonitor kemajuan dari hasil atau prestasi yang
mereka capai.
Affiliation Motive (nAff): Motif
untuk bersahabat.
Mereka yang memiliki motif yang
besar untuk bersahabat sangat menginginkan hubungan yang harminis dengan orang
lain dan sangat ingin untuk merasa diterima oleh orang lain. Mereka akan
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan sistem norma dan nilai dari lingkungan
mereka berada. Mereka akan memilih pekerjaan yang meberikan hasil positif yang
signifikan dalam hubungan antar pribadi. Mereka kana sangat senang menjadi
bagian dari suatu kelompok dan sangat mengutamakan interaksi solsial. Mereka
umumnya akan maksimal dalam pelayanan terhadap konsumen dan interkasi dengan
konsumen (customer service and client interaction situations).
Power Motive (nPow) : Motif untuk
berkuasa
Seseorang dengan motif kekuasaaan
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a. Personal power
Mereka yang mempunyai personal
power motive yang tinggi cenderung untuk memerintah secara langsung, dah bahkan
cenderung memaksakan kehendaknya.
b. Institutional power
Mereka yang mempunyai
institutional power motive yang tinggi, atau sering disebut social power
motive, cenderung untuk mengorganisasikan usaha dari rekan-rekannya untuk
mencapai tujuan bersama.
Manajer dengan institutional
power motive yang tinggi umumnya lebih efektif dari manajer dengan individual
power motive yang besar. Power motif ini berhububgan erat dengan emotional
maturity.
4. Teori Dua Faktor (Frederick
Herzberg)
Psikolog Frederick Herzberg
(1966) mencoba menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam
organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan
manusia :
Kebutuhan yang berkaitan dengan
kepuasan kerja atau disebut juga motivator Meliputi prestasi, penghargaan,
tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi
pertumbuhan pribadi.
Kebutuhan yang berkaitan dengan
ketidakpuasan kerja
Disebut juga factor pemeliharaan (maintenance) atau
kesehatan (hygiene), meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja,
kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi
dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan ditempat kerja. Faktor ini berkaitan
dengan lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu
sendiri.
Teori Proses (Process Theory)
Proses yang terjadi dalam pikiran
seseorang yang pada akhirnya membuat orang menampilkan tingkah laku. Teori ini
juga terdiri dari empat teori pendukung, yaitu :
1. Teori Keadilan/Equity
Theory (S. Adams)
Inti teori ini terletak pada
pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha
yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya,
apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak
memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh
imbalan yang lebih besar
Mengurangi intensitas usaha yang
dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan suatu persepsi
tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat macam hal sebagai
pembanding, hal itu antara lain :
Harapannya tentang jumlah imbalan
yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan,
keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
Imbalan yang diterima oleh orang
lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama
dengan yang bersangkutan sendiri;
Imbalan yang diterima oleh
pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan
sejenis;
Peraturan perundang-undangan yang
berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang pada nantinya akan menjadi hak
dari para pegawai yang bersangkutan.
2. Teori Harapan/ Expectancy
Theory (Victor Vroom)
Victor Vroom (1964) mengembangkan
sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok Vroom
dari teorinya adalah sebagai berikut :
Setiap individu percaya bahwa
bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini
disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif
seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan
orang tersebut.
Setiap hasil mempunyai nilai,
atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai
nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
Setiap hasil berkaitan dengan
suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut
harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang
akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan
mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia percaya
bahwa :
1. Suatu perilaku tertentu akan
menghasilkan hasil tertentu
2. Hasil tersebut punya nilai
positif baginya
3. Hasil tersebut dapat dicapai
dengan usaha yang dilakukan seseorang
Dengan kata lain Motivasi, dalam
teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha.
3. Teori penetapan tujuan/Goal
Setting Theory (Edwin Locke)
Edwin Locke mengemukakan bahwa
dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
(a) tujuan-tujuan mengarahkan
perhatian;
(b) tujuan-tujuan mengatur upaya;
(c) tujuan-tujuan meningkatkan
persistensi; dan
(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi
dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal
hal sebagai berikut :
Kuat lemahnya tingkah laku
manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
Kecenderungan manusia untuk
berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami
dan bermanfaat.
Makin kabur atau makin sulit
dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.
4. Reinforcement Theory (B.F.
Skinner)
Teori ini didasarkan atas “hukum
pengaruh”
Tingkah laku dengan konsekuensi
positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi
negatif cenderung untuk tidak diulang.
Rangsangan yang didapat akan
mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya
akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada tindakan
selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi
suatu rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi
lagi. Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap terjaga untuk
menghasilkan hal-hal yang positif.
Daftar Pustaka
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar