Perkembangan Agama Islam di Eropa
Kaum muslimin memasuki benua Eropa ialah sejak
adanya permintaan bantuan oleh Graf Yulian seorang bangsawan Gothia Barat yang
berkuasa di Geuta Afrika Utara kepada gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair
agar membantu keluarga “Witiza” menghadapi tentara roderik yang memberontak
merebut singgasan Witiza pada tahun 710 M.
Permintaan tersebut selanjutnya oleh Musa
disampaikan kepada Khalifah Walid bin Abdul Malik di Damaskus, ternyata
dikabulkan dengan pesan agar Musa berhati-hati. Maka sebagai penjagaan dikirim
ekspedisi pertama berjumlah 200 orang dipimpin Tharif bin Malik yang mendarat
di Tarifa. Keberhasilan Tharif meyakinkan Musa akan kesungguhan Graf Yulian,
selanjutnya dikirm pasukan pilihan dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad seorang
panglima yang gagah berani melalui kota tanger terus menyebrangi selat yang
ganas, yang kini kita kenal dengan nama selat Giblaltar (Jabal Thariq) untuk
mengabadikan nama Thariq. Pasukan tahriq mendarat di Spanyol pada tahun 91 H
(710 M) tepat disaat konsentrasi pasukan Roderik ke wilayah Spanyol Utara guna
memadamkan pemberontakan. Yang menarik dari pasukan Thariq adalah ketika
semuanya telah mendarat, semua kapal dibakar habis dengan maksud agar tidak ada
pasukan yang melarikan diri untuk mundur. Dihadapan pasukannya dengan
berapi-api ia berkata :
“ Musuh di depanmu dan laut dibelakangmu, maka
terserahlah mana yang menjadi pilihanmu”
Maka dengan mudah pasukan Thariq menguasai
beberapa benteng. Dengan siasat demikian, maka tidak ada pilihan lain kecuali
maju ke medan laga menghadapi musuh yang berlipat ganda jumlahnya. Pada
pertempuran di Xeres Rodherik turut tewas yang berarti melapangkan jalan menuju
sukses selanjutnya. Kota demi kota berhasil direbutnya, seperti Cordova,
Malaga, Toledo ibukota Negeri Ghotia Barat.
Keberhasilan Thariq tersebut mendorong
keinginan Musa bin Nushair untuk menyusulnya, dengan membawa tambahan pasukan
sebanyak 10.000 orang dia datang ke Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu, saat
itu sempat terjadi perselisihan, namun dapat didamaikan oleh Khalifah. Keduanya
selanjutnya bahu membahu melanjutkan memasuki kota Aragon, Castylia, Saragosa
dan Barcelona hingga samapi ke pegunungan Pyrenia. Dalam waktu hanya 7 tahun
hampir seluruh Andalusia sudah berada dalam genggaman kaum muslimin, kecuali
Glacia.
Pada masa pemerintahan bani umayah di
Damaskus, Andalusia dipimpin oleh Amir (gubernur) diantaranya oleh putra Musa
sendiri, yaitu Abdul Aziz. Runtuhnya kebesaran Bani Umayah di Damaskus dengan
berdirinya daulah bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas As Safaf
(penumpah darah) yang berpusat di baghdad, yang menyebabkan seluruh keluarga
Kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani
Umayah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di
sana dia mendirikan Kerajaan Bani Umayah yang mampu bertahan sejak tahun
193-458 H (756-1065 M).
Kondisi masyarakat Spanyol sebelum Islam
mereka memeluk agama khatolik, dan sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit
dari mereka yang memeluk agama Islam secara suka rela. Hubungan antar agama
selama itu dapat berjalan dengan baik karena raja-raja Islam yang berkuasa
memberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika disana telah terjadi percampuran darah juga terdapat
orang-orang yanng berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun tetap memeluk
agama nenek moyang mereka.
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh
merupakan perantara sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Dimana ilmu
pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali. Disamping itu, Spanyol menjadi
pusat kebudayaan, karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai
pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo.
Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka. Seperti Abdur Rabbi
(sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama,
logika, adat istiadat), Al Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat
yang terkenal dengan bukunya “muqaddimah”), Al Bakri dan Al Idrisi (ahli ilmu
bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang menjelajahi
negeri-negeri Islam di dunia. Kemudian lahir pula seorang ahli filsafat yang
lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat
abad 12 pentafsir karya0karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang,
sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu Rusyd
di bidang pengobatan ialah buku ensiklopedi dengan judul Al Kuliyat fit At
Tibb, serta buku filsafat “Thahafut At Tahafut”.
Perlu pula diketahui bahwa peranan
wanita-wanita muslim di Spanyol saat itu tidak hanya mengurus dapur mereka,
tetapi mereka juga memberikan sumbangan besar di bidang kesustraan, seperti
Nazhun, Zaynab, Hamda, Hafsah, Al-Kalayyah, Safia dan Marian dari Seville
(adalah seorang guru terkenal). Penulis-penulis wanita dan dokter0dokter
wanita, seperti Sysyah, Hasanah At Tamiyah dan Umm ul Ula serta masih banyak
lagi. Pada abad 12 di Spanyol didirikan pabrik kertas pertama. Kenangan pertama
dari peristiwa itu ialah kata “Rim” melalui kata “Ralyme” (perancis selatan)
diambil dari bahasa Spanyol “ Risma” dari bahas Arab “Rizma” artinya bendel.
Berakhirnya kekuasaan Bani Umayah di Spanyol
di bawah kekuasaan dibawah Khalifah Sulaiman, diganti oleh dinasti-dinasti
Islam kecil, seperti Al-Murabithin, Al-Muhades (muwahidun) , dan kerajaan bani
ahmar. Setelah delapan abad umat Islam menguasai Andalusia pada tahun 898 H
(1492 M). Raja Abdullah menyerahkan kunci kota Granada kepada Ferdinand
pemimpin kaum Salib, yang selanjutnya beliau menduduki istana Al Hambra, dimana
sebelum itu Khalifah Abdullah bersedia menandatangani perjanjian yang terdiri
atas 72 pasal, diantara isinya antara lain Ferdinand akan menjamin keselamatan
jiwa keluarga Raja Bani Ahmar, demikian pula kehormatan dan kekayaan mereka.
Dalam pada itu, kemerdekaan beragama pun akan dijamin terhadap kaum muslimin
yang tinggal di Andalusia. Akan tetapi, di kemudian hari perjanjian tersebut
diingkari oelh Ferdinand sendiri dan malah mendesak semua pasukan raja Abdullah
untuk masuk Kristen, jka menolak diusir dan harta bendanya disita.
Pertumbuhan agam Islam di Eropa sekarang
memang cukup sulit dibandingkan dengan berdakwah di Asia-Afrika, dimana
masyarakatnya terlanjur sekuler,namun karena kegigihan para mubaligh berdakwah
sehingga dalam perkembangannya agama Islam semakin baik dalam kualitas maupun
kuantitasnya. Apalagi setelah Paulus Paulus II membuka dialog antar umat
beragama, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh muslim khususnya dari
Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah mengundang Mneteri Agama
RI untuk menjelaskan praktek kerukunan hidup beragama di tanah air.
Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975
sekelompok pemuda masuk Islam, mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova.
Kemudian pada tahun 1978 mereka dapat melaksanakan Shalat Idul Adha di
Kathedtral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba Monseigneur
Infantes Floredo. Bahkan, walikota Tulio Anguila melaksanakan teori kerukunan
beragama. Ia menawarkan umat Islam menggunakan taman kota dengan diberi kemah
besar untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan shalat berjamaah. Disana terdapat
madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yng mengajar bahasa Arab, ilmu
Al Qur’an, tafsir, fiqih, hadis dan lain sebagainya.
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center
sebagai pusat kegiatan dakwah Islam. Jumlah umat Islam disana sekitar 150.000
orang. Pada tahun 1980 di Brussel diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun
1979 dibuka Islamic Center di kota wina yang dapat menampung 30.000 jamaah,
dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social Service, madrasah dan
perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah
dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah dibentuk federasi
organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (bangsa Belanda asli). Bomel
memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan
Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu. Tanggal 14 oktober
1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid yang dapat menampung 500 jamaah
dilengkapi ruang diskusi, ruang tamu, tempat wudhu, dan lain sebagainya.
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup
bagus pengembangan Islamnya. Hal ini didukung dengan kepeloporannya dalam
pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris. Sejak itu Inggris
mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford. Mozarabes salah satu tokoh yang
amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam. Ia
mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana
Raja Henry I. Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu
dan Ahad baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa organisasi Islam
yang ada di Inggris.
1. The Islamic Council of Europe (Majlis Islam
Eropa) berfungsi sebagai pengawas kebudayaan Eropa.
2. The Union of Moslem Organization( Persatuan
Organisasi Islam Inggris)
3. The Asociation of British Moslems
(Perhimpunan Muslim Inggris)
4. Islamic Fondation dan Moslem Institute.
Keduanya bergerak di bidang penelitian, beranggotakan orang-orang Inggris dan
imigran
Di pusat kota London dibangun Central Mosque
(Masjid Agung) yang selesai pembangunannya pada tahun 1977 terletak di Regents
park, dan mampu menampung 4000 jamaah, dilengkapi perpustakaan dan ruang
administrasi serta kegiatan sosial. Disamping itu, orang-orang Islam Inggris
juga membeli sebuah gereja seharga 85.000 poundsterling di pusat kota London
yang akan dijadikan pusat pendidikan ilmu agama Islam. Pemeluk agama Islam
disini selain bangsa Inggris sendiri juga imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus,
Yaman, Malaysia dan lain-lain yang jumlahnya ± 1 ½ juta orang (menurut catatan
The Union of Moslem Organization), dan disini agama Islam merupakan agama nomor
dua setelah Kristen. Al Qur’an pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh
Robert Katton yang ditejemahkan ke dalam bahasa latin. Kemudian kamus
Arab-Inggris pertama disusun sarjana Inggris E.W.Lanes. juga dinegeri Pangeran
Charles ini muncul pada tahun 1985 seorang walikota muslim yang Muhammad Ajeeb
di stradford Inggris. Dan sejak itu, masyarakat muslim dan mahasiswa
Universitas Oxford mendirikan “Pusat Kajian Islam”.
Roma merupakan negeri pusat agama Katolik,
disana berdiri ± 917 gereja khatolik, protestan, ortodhox, yunani maupun
synagoge. Perkembangan Islam dinegeri itu tidak seperti negara-negara Eropa lainnya.
Meskipun demikian, sejak tahun 1984 umat Islam berhasil meletakkan batu pertama
pembangunan masjid di taman Morst Antene di Pariali, yakni suatu daerah yang
tertib di roma. Selama ini umat Islam di Italia baru memiliki mesjid di kota
Catania Sicilia, dan pertengahan tahun 1995 mesjid bantuan Arab Saudi itu telah
diresmikan pemakaiannya. Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang
di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000 jamaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar