Definisi Manajemen
menurut Para Ahli :
1. Menurut
Dr. SP. SIAGIAN dalam buku “FILSAFAT ADMINISTRASI” MANAGEMENT
DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI “KEMAMPUAN
ATAU KETERAMPILAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU HASIL DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN
MELALUI ORANG LAIN”.
DENGAN DEMIKIAN
DAPAT PULA DIKATAKAN BAHWA MANAGEMENT MERUPAKAN INTI DARIPADA ADMINISTRASI
KARENA MEMANG MANAGEMENT MERUPAKAN ALAT PELAKSANA UTAMA
DARIPADA ADMINSITRASI”
2. Menurut Prof.
Dr. H. ARIFIN ABDULRACHMAN dalam buku “KERANGKA POKOK-POKOK MANAGEMENT”
DAPAT DIARTIKAN :
a.
KEGIATAN-KEGIATAN/AKTIVITAS-AKTIVITAS;
b. PROSES, YAKNI KEGIATAN DALAM RENTETAN URUTAN- URUTAN;
c. INSITUT/ ORANG – ORANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN ATAU PROSES KEGIATAN
b. PROSES, YAKNI KEGIATAN DALAM RENTETAN URUTAN- URUTAN;
c. INSITUT/ ORANG – ORANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN ATAU PROSES KEGIATAN
3. Menurut ORDWAY
TEAD yang disadur oleh
DRS. HE. ROSYIDI dalam buku “ORGANISASI
DAN MANAGEMENT“, definisi Manajemen adalah “PROSES DAN KEGIATAN PELAKSANAAN USAHA MEMIMPIN
DAN MENUNJUKAN ARAH PENYELENGGARAAN TUGAS SUATU ORGANISASI DI DALAM MEWUJUDKAN
TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN “.
4. Menurut “Marry
Parker Follet” :
“MANAJEMEN SEBAGAI SENI DALAM MENYELESAIKAN
PEKERJAAN MELALUI ORANG LAIN”.
5. Menurut
James A.F. Stonner :
“MANAJEMEN ADALAH PROSES PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PENGARAHAN DANPENGAWASAN USAHA-USAHA PARA ANGGOTA ORGANISASI
DAN PENGGUNAAN SUMBER-SUMBER DAYA ORGANISASI LAINNYA AGAR MENCAPAI TUJUAN
ORGANISASI YANG DITETAPKAN”.
JADI DAPAT
DISIMPULKAN MANAJEMEN ADALAH PROSES KEGIATAN DENGAN MELALUI ORANG LAIN UNTUK
MENCAPAI SUATU TUJUAN TERTENTU SERTA DILAKSANAKAN SECARA BERURUTAN BERJALAN KE
ARAH SUATU TUJUAN.
MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI
Science adalah sekimpulan pengetahuan yang telah disistemasi, dikumpulkan dan diterima menurut pengertian kebenaran umum, mengenai keadaan suatu subjek dan objek tertentu. Science management (manajemen ilmiah) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disistemtisasi, dikumpulkan dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran universal mengenai manajemen.
Art/seni adalah suatu kreatifitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan. Science mengajarkan orang suatu pengetahuan, sedangkan art/seni mendorong orang untuk berpraktek. Seni-manajemen urang untuk berpraktek. Seni-manajemen meliputi kemampuan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kemapuan untuk menciptakan suatu gambaran tentang suatu visi tertentu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau gambaran tentang suatu visi tertentu, kemampuan untuk mengawinkan visi tersebut dengan skill atau kemampuan yang efektif.
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, karena kecuali mengandalkan diri pada ilmu, ia pun harus mempunyai firasat, keyakinan-keyakinan, kreatifitas, dan menguasai cara-cara penerapannya. Karena itu seseoarang yang mempunyai pengetahuan luas tentang manajemen, bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagi seorang manjeryang kompeten jika ia cenderung seperti peran seorang artis, dan bukan seorang scientist, namun dalam praktek kedua hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan
Perbedaan antara science dan art adalah:
Science Art
1. Berkembang secara teoritis 1. Berkembang secara praktis
2. Membuktikan 2. Merasa
3. Meramalkan 3. Menerka
4. Member defenisi 4. Menguraikan/mengajarkan
5. Memberikan kepastian/ukuran 5. Member pendapat
Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu mengajarkan kita tentang sesuatu,
sedangkan seni/art mengajarkan kita bagaimana sesuatu hal dilakukan.
Scientific
mehod adalah suatu approach (pendekatan) yang tepat terhaap suatu objek ilmu
dan tujuan utamanya adalh untuk menambah pengetahuan yang sudah ada. Sedangkan
scientific Management adalah manajemen yang menggunakan ilmu (science) dan
scientific method.
Scientific management tersebut memilki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Tersusun secara sistematis/teratur
2. Dapat dipelajari dan diajarkan
3. Menggunakan metode-metode ilmiah
4. Dapat dijadikan suatu teori
5. Obyektif-rasional
Scientific management tersebut memilki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Tersusun secara sistematis/teratur
2. Dapat dipelajari dan diajarkan
3. Menggunakan metode-metode ilmiah
4. Dapat dijadikan suatu teori
5. Obyektif-rasional
Scientific
manager ialah manajer yang menggunakan scientific method dalam usaha memimpin
kegiatan bawahannya melalui fungsi-fungsi manajemen. Langkah-langkah menurut
metode ilmu adalah:
1. Menentukan proposisi
2. Melakukan pengamatan pertama atas proposisi
3. Menetapkan pemecahan yang dapat dijalankan terhadap proposisi tersebut
4. Memeriksa proposisi secara menyeluruh dengan menggunakan pengetahuan yang ada maupun percobaan-percobaan yang diperoleh
5. Mengevaluasi serta menggolongkan data yang diperoleh
6. Menyatakan jawaban-jawaban yang ada diperoleh terhadap proposisi, melalui metode induktif, maupun metode deduktif
7. Menyelesaikan dan menyatakan jawaban terhadap proposisi.
1. Menentukan proposisi
2. Melakukan pengamatan pertama atas proposisi
3. Menetapkan pemecahan yang dapat dijalankan terhadap proposisi tersebut
4. Memeriksa proposisi secara menyeluruh dengan menggunakan pengetahuan yang ada maupun percobaan-percobaan yang diperoleh
5. Mengevaluasi serta menggolongkan data yang diperoleh
6. Menyatakan jawaban-jawaban yang ada diperoleh terhadap proposisi, melalui metode induktif, maupun metode deduktif
7. Menyelesaikan dan menyatakan jawaban terhadap proposisi.
Tingkatan
manajemen
1.manajemen Top
Manajer bertaggungjawab atas pengaruh yang ditmbulkan dari
keputusan-keputusan manajemen keseluruhan dari organisasi. Misal: Direktur,
wakil direktur, direktur utama. Keahlian yang dimiliki para manajer tingkat
puncak adalah konseptual, artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh
tingkatan manajer dibawahnya. Misal:
2.Manajemen Menengah
Manajemen menengah harus memeiliki keahlian interpersonal/manusiawi, artinya keahlian untuk
berkomunikasi, bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer bertanggungjawab
melaksanakan reana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Misal: manajer
wilayah, kepala divisi, direktur produk.
3. Manajemen bawah/ lini
Manager bertanggung jawab
menyelesaikan rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih
tinggi. Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian yaitu keahlian teknis,
artinya keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam
bidang khusus. Missal : supervisor/pengawas produksi, mandor.
Fungsi-fungsi
Manajemen
Fungsi-fungsi
ManajemenFungsi manajemen menurut beberapa
penulis antara lain :
1. Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.
6. Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.
9. The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
Pada hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :
1. Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2. Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
3. Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4. Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8. Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10. Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
Proses pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan. Ini adalah fungsi-fungsi ke dalam perusahaan, sedang fungsi manajer ke luar perusahaan adalah :
1. mewakili perusahaan dibidang pengadilan.
2. ambil bagian sebagai warga negara biasa.
mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
1. Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.
6. Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.
9. The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
Pada hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu :
1. Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2. Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
3. Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4. Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8. Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10. Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
Proses pelaksanaan kegiatan manajemen, maka fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan. Ini adalah fungsi-fungsi ke dalam perusahaan, sedang fungsi manajer ke luar perusahaan adalah :
1. mewakili perusahaan dibidang pengadilan.
2. ambil bagian sebagai warga negara biasa.
mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
KETERAMPILAN MANAJERIAL
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik, khususnya yang berkaitan dengan suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang diharapkan.
Keterampilan ini bisa juga diklasifikasikan dalam :
(a) kepemimpinan dalam
kelompok sendiri (intra-group skill), dan
(b) keterampilan dalam
mengelola hubungan antar kelompok (inter-group skill).
Dalam ranah tingkat
manajemen, intra-group skill mempunyai peran dominan pada kelompok manajer
dasar (first line management) dan menengah (middle management), maka
inter-group skill sangat dirasakan penting peranannya pada manajer tingkat atas
(higher level/top management).
Untuk menguasai
keterampilan ini, seorang manajer harus dapat mengembangkan sendiri persepsi
pribadinya terhadap aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
Pelatihan yang bersifat spontan dan dipandu oleh seorang pelatih yang berpengalaman dapat memberikan nuansa positif bagi pengenalan dan pengembangan keterampilan ini.
C. Keterampilan Konseptual
Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk melihat suatu perusahaan/organisasi secara utuh, mengenali cara kerja dan ketergantungan bermacam-macam fungsi yang ada, dan lebih jauh lagi untuk memahami hubungan antara perusahaan/organisasinya dan industri, masyarakat, dan situasi ekonomi dan sosial secara umum.
Pada dasarnya keterampilan
ini lebih banyak melibatkan intuisi seorang manajer sehingga ia dapat memahami
gejala-gejala umum dan keterkaitan antar variabel-variabel elementer,
memberikan penekanan dan prioritas pola tindakan, serta dapat memperkirakan
kencenderungan dan probabilitas hasil dari tindakan yang akan dilakukan. Di
luar teknis pelatihan manajemen, prinsip ‘learning by doing’ sangat dirasakan
penting untuk mengasah keterampilan konseptual ini. Sedangkan pelatihan manajemen
strategi, pola promosi kepada karyawan untuk menduduki posisi lebih tinggi dan
melibatkan kerja antar kelompok juga merupakan beberapa upaya untuk
mengembangkan keterampilan ini secara lebih terstruktur.
MANAJEMEN KESISWAAN
Manajemen kesiswaan merupakan frase yang berasal dari gabungan kata,
yaitu
“ Manajemen ” dan “ Siswa ”.
Menurut arti bahasa, manajemen berarti ketatalaksanaan dan tata
kepemimpinan, Manajemen juga berarti kepemimpinan terhadap suatu
kelompok guna mencapai tujuan. Sedangkan secara istilah, manajemen berarti
ilmu atau seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen
juga mengandung arti sebagai usaha pencapaian tujuan yang diinginkan dengan
membangun suatu lingkungan yang kondusif terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok yang
terorganisir. Dengan demikian tindakan manajemen nampak terlihat dalam
segenap usaha administrator (manajer) dalam mengatur individu-individu yang
terlibat dalam suatu organisasi, sehingga memungkinkan mereka dapat
menyumbangkan tenaga dan pikiran seoptimal mungkin demi tercapainya
tujuan bersama.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, manajemen berarti proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam satuan organisasi pendidikan,
dengan mendayagunakan segala sumber daya manusia maupun sumber daya
yang lain menuju pencapaian tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan siswa adalah peserta belajar atau murid pada tingkat sekolah
dasar dan menengah. Siswa juga biasa disebut dengan pelajar. Dengan
mendapat awalan ke dan akhiran an menjadi kata “ kesiswaan ”, yang
mengandung makna lebih khusus. Kesiswaan memiliki arti yang lebih sempit
dari kata dasarnya, siswa. Kesiswaan berarti segala sesuatu yang berkenaan
dengan urusan yang berhubungan dengan siswa.
Dari pengertian dua kata dasar tersebut diatas, maka Manajemen
Kesiswaan dapat dirumuskan sebagai penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu lembaga pendidikan (sekolah). Dengan
demikian tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagai masalah dan
kegiatan dalam bidang kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan dengan baik dan lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai tujuan
yang ditargetkan sekolah. Pengertian yang dirumuskan Mulyasa tersebut,
memberikan cakupan dan wilayah kerja yang sangat luas pada manajemen
kesiswaan.
“ Manajemen ” dan “ Siswa ”.
Menurut arti bahasa, manajemen berarti ketatalaksanaan dan tata
kepemimpinan, Manajemen juga berarti kepemimpinan terhadap suatu
kelompok guna mencapai tujuan. Sedangkan secara istilah, manajemen berarti
ilmu atau seni mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen
juga mengandung arti sebagai usaha pencapaian tujuan yang diinginkan dengan
membangun suatu lingkungan yang kondusif terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok yang
terorganisir. Dengan demikian tindakan manajemen nampak terlihat dalam
segenap usaha administrator (manajer) dalam mengatur individu-individu yang
terlibat dalam suatu organisasi, sehingga memungkinkan mereka dapat
menyumbangkan tenaga dan pikiran seoptimal mungkin demi tercapainya
tujuan bersama.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, manajemen berarti proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam satuan organisasi pendidikan,
dengan mendayagunakan segala sumber daya manusia maupun sumber daya
yang lain menuju pencapaian tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan siswa adalah peserta belajar atau murid pada tingkat sekolah
dasar dan menengah. Siswa juga biasa disebut dengan pelajar. Dengan
mendapat awalan ke dan akhiran an menjadi kata “ kesiswaan ”, yang
mengandung makna lebih khusus. Kesiswaan memiliki arti yang lebih sempit
dari kata dasarnya, siswa. Kesiswaan berarti segala sesuatu yang berkenaan
dengan urusan yang berhubungan dengan siswa.
Dari pengertian dua kata dasar tersebut diatas, maka Manajemen
Kesiswaan dapat dirumuskan sebagai penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai masuk sampai keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu lembaga pendidikan (sekolah). Dengan
demikian tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagai masalah dan
kegiatan dalam bidang kesiswaan, agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan dengan baik dan lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai tujuan
yang ditargetkan sekolah. Pengertian yang dirumuskan Mulyasa tersebut,
memberikan cakupan dan wilayah kerja yang sangat luas pada manajemen
kesiswaan.
Dengan mengacu kepada pengertian tersebut, maka
manajemen
kesiswaan memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
Menurut Burhanuddin, ruang lingkup atau cakupan manajemen
kesiswaan adalah: 1.Mengatur penerimaan siswa berdasarkan kriteria
penerimaan siswa baru kelas I ( satu ). 2. Program Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), 3. Kepenasehatan pemilihan program study, 4.Pengelompokan siswa,
5.Meneliti dan mencatat kehadiran siswa di sekolah, 6.Mengatur program
kegiatan ekstra kurikuler, 7.Mengatur kegiatan organisasi siswa, 8.Pengaturan
mutasi siswa, 9.Pengaturan program belajar di waktu bebas.
Sedangkan menurut Gorton, manajemen kesiswaan hanya meliputi:
1.Permasalahan disiplin siswa,7 2.Cara menanggulangi permasalahan siswa,
3. Pelayanan pribadi siswa, 4. Pengaturan program kegiatan siswa.
Dengan memperhatikan cakupan manajemen kesiswaan yang dijabarkan
oleh Burhanuddin dan Gorton jika dihubungkan dengan pengertian dasar
tentang manajemen kesiswaan yang meliputi penataan terhadap kegiatan siswa
mulai masuk, proses, sampai siswa menjadi alumni dari sebuah lembaga
pendidikan, maka menurut peneliti masih ada bidang kajian atau cakupan
manajemen kesiswaan selain yang telah disebutkan kedua tokoh tersebut diatas
Cakupan yang dimaksud adalah: 1.Kegiatan menganalisis daya tampung siswa,
2.Pelaksanaan orientasi siswa baru, 3.Pelepasan siswa purna studi,
4. Penyaluran siswa yang meliputi penyaluran pada pendidikan lanjutan,
5.Pengkoordinasian alumni.
Untuk lebih jelasnya tentang cakupan manajemen kesiswaan dalam
penelitian ini, berdasarkan paparan Burhanuddin, Gorton dan pendapat
penulis Setelah dikolaborasikan dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut:
1. Analisis daya tampung siswa, 2. Penerimaan siswa baru, 3. Orientasi siswa
baru 4. Pengelompokan siswa, 5. Layanan individu siswa, 6. Masalah dispilin
siswa, 7.Respon terhadap masalah disiplin siswa, 8.Pembinaan kegiatan siswa,
9.Pelepasan siswa purna studi, 10.Penyaluran alumni, 11. Pengkoordinasian
alumni.
kesiswaan memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
Menurut Burhanuddin, ruang lingkup atau cakupan manajemen
kesiswaan adalah: 1.Mengatur penerimaan siswa berdasarkan kriteria
penerimaan siswa baru kelas I ( satu ). 2. Program Bimbingan dan Penyuluhan
(BP), 3. Kepenasehatan pemilihan program study, 4.Pengelompokan siswa,
5.Meneliti dan mencatat kehadiran siswa di sekolah, 6.Mengatur program
kegiatan ekstra kurikuler, 7.Mengatur kegiatan organisasi siswa, 8.Pengaturan
mutasi siswa, 9.Pengaturan program belajar di waktu bebas.
Sedangkan menurut Gorton, manajemen kesiswaan hanya meliputi:
1.Permasalahan disiplin siswa,7 2.Cara menanggulangi permasalahan siswa,
3. Pelayanan pribadi siswa, 4. Pengaturan program kegiatan siswa.
Dengan memperhatikan cakupan manajemen kesiswaan yang dijabarkan
oleh Burhanuddin dan Gorton jika dihubungkan dengan pengertian dasar
tentang manajemen kesiswaan yang meliputi penataan terhadap kegiatan siswa
mulai masuk, proses, sampai siswa menjadi alumni dari sebuah lembaga
pendidikan, maka menurut peneliti masih ada bidang kajian atau cakupan
manajemen kesiswaan selain yang telah disebutkan kedua tokoh tersebut diatas
Cakupan yang dimaksud adalah: 1.Kegiatan menganalisis daya tampung siswa,
2.Pelaksanaan orientasi siswa baru, 3.Pelepasan siswa purna studi,
4. Penyaluran siswa yang meliputi penyaluran pada pendidikan lanjutan,
5.Pengkoordinasian alumni.
Untuk lebih jelasnya tentang cakupan manajemen kesiswaan dalam
penelitian ini, berdasarkan paparan Burhanuddin, Gorton dan pendapat
penulis Setelah dikolaborasikan dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut:
1. Analisis daya tampung siswa, 2. Penerimaan siswa baru, 3. Orientasi siswa
baru 4. Pengelompokan siswa, 5. Layanan individu siswa, 6. Masalah dispilin
siswa, 7.Respon terhadap masalah disiplin siswa, 8.Pembinaan kegiatan siswa,
9.Pelepasan siswa purna studi, 10.Penyaluran alumni, 11. Pengkoordinasian
alumni.
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Teori manajemen klasik
Ilmu manajemen muncul
setelah negara-negara Eropa Barat dan Amerika dilanda revolusi industri, yang
terjadi sekitar awal abad ke-20 yaitu mulai ditinggalkannya prinsip-prinsip
lama yang sudah tidak efektif dan efisien lagi. Ada dua tokoh yang mengawali munculnya
manajemen, yaitu :
1.
Robert Owen ( 1971 – 1858 )
Dimulai pada tahun 1800-an sebagai manager pabrik
permintalan kapas di New Lanark, Scotlandia. Robert Owen mencurahkan
perhatiaannya pada penggunaan faktor produksi produksi tenaga kerja. Dari hasil
pengamatannya disimpulkan bahwa bilamana terhadap mesin diadakan suatu
perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula
apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik
kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan
akan memberikan keuntungan pada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan
intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak
Manajemen Personalia.
2.
Charles Babbage ( 1792 – 1871 )
Charles Babbage adalah
seorang Profesor Matemátika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada
bidang manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (devision of
labour), yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang
diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu
yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain,
dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga
akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan
spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan
keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam
tugasnya.
4. Adanya perhatian
pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada
itu-itu saja.
Kontribusi lain dari
Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung (calculator) mekanis yang
pertama, mengembangkan program-program permainan untuk komputer, mengembangkan
kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik
perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
Teori manajemen klasik
juga terbagi dalam dua pemikiran yaitu teori manajemen ilmiah dan teori
organisasi klasik.
Teori manajemen ilmiah.
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain
:
Frederick Winslow Taylor
Pertama kali
manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas pada
tahun 1900an. Taylor adalah manager dan penasehat perusahaan dan merupakan
salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah
(scientifick management). Dari hasil penelitian dan analisanya taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
a) Menghilangkan
sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap
unsur-unsur kegiatan.
b) Memilih pekerjaan
terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan dan
pendidikan kepada pekerja.
c) Setiap petugas
harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan tugasnya.
d) Harus dijalin
kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
Karya Taylor lainnya
yaitu mengenai upah perpotong minimum diberikan kepada pekerja yang
menghasilkan sama dengan stándar atau dibawah stándar yang telah
ditentukan, sedangkan upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja
yang menghasilkan diatas stándar. Sistem upah per potong ini lebih dikenal dengan The
Taylor Differential Rate System.
Frank
Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917 ).
Suami istri yang berkecimpung dalam mengembangkan manajemen
ilmiah. Frank adalah pelopor study gerak dan waktu, mengemukakan beberapa
teknik manajemen yang di ilhami oleh pandapat taylor. Dia
tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi tertinggi.
Sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek dalam kerja,
seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja baru, penempatan dan latihan bagi
tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The Pshikology of Management
menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yaitu membantu para
karyawan untuk meraih potensinya sebagai mahluk hidup.
Hendry Laurance Gantt ( 1861 – 1919 )
Hendry merupakan
asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan. Adapun
gagasan yang dicetuskannya adalah :
a) Kerjasama yang
saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan
bersama.
b) Mengadakan seleksi
ilmiah terhadap tenaga kerja.
c) Pembayar upah
pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
d) Penggunaan
instruksi kerja yang terperinci.
Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip pokoknya
adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya menunjukan kebenaran
prinsip yaitu uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dari pendapat Emerson yaitu adanya
istilah Management by Objek (MBO).
Teori
organisasi klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain
yaitu :
Hanry
Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol
mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan
organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul
Administration Industrielle et General atau General and Industrial Management
yang ditulis pada tahun 1908 oleh Costance Storrs.
Fayol membagi manajemen
menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian dan pengawasan. Fungsi ini dikenal sebagai Fungsionalisme.
Fayol selanjutnya
membagi enam kegiatan manajemen yaitu : 1. teknik produksi dan manufakturing
produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi, dan 6.
Manajerial.
Hendry Fayol juga mengemukakan 14 prinsip manajemen yaitu
:
1.
Devision of work
Adanya
spesialisasi dalam pekerjaan, dimana dengan spesialisasi dapat meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja. Tujuannya adalah menghasilkan pekerjaan yang lebih
banyak dan terbaik dengan usaha yang sama.
2.
Uathority and Responsibility
Wewenang
yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
Tanggung
jawab yaitu tugas dan fungsi yang harus dikerjakan, untuk ini diperlukan
wewenang dari pihak diatasnya. Semua ini diperlukan sangsi agar dipatuhi oleh
orang yang menerima.
3.
Dicipline
Melakukan
apa sudah menjadi persetujuan bersama, disiplin ini Sangat penting dalam
tercapainya tujuan bersama, sebab tanpa ini tidak akan mencapai tujuan.
4.
Unity of Command
Setiap
bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan
kebingungan dan saling lempar tanggung jawab. Bila hal ini dilanggar maka
wewenang akan berkurang, disiplin terancam dan stabilitas akan goyah.
5.
Unity of Direction
Seluruh
kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh
seorang manajer.
6.
Subordination of Individual Interst to Generale Interest
Kepentingan
seseorang tidak boleh diatas kepentingan bersama atau organisasi.
7.
Renumeration
Gaji
bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan. Konpensasi
harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.
Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian
kekuasaan. Sentralisasi bisa dipakai pada organisasi yang kecil, tapi lain bagi
organisasi yang besar sentralisasi tidak mungkin dapat digunakan, harus
menggunakan desentralisasi. Bila peranan diberikan kepada bawahan lebih besar,
maka digunakan desentralisasi.
9.
Scalar Chain ( garis wewenang )
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang
bermula dari dan kembali kekuasaan terakhir. Prinsipnya mempermudah komunikasi
antar pegawai yang setingkat.
10. Order
Disini
berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya.
Hendaknya setiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat untuk mereka
berdasarkan pada kemampuan, bakat dan minatnya.
11.
Equty
Untuk
merangsang agar pekerja melaksanakan pekerjaan dengan baik, sungguh-sungguh dan
penuh kesetiaan, maka harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi.
12.
Stability of Tonure of Personel
Seseorang
pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat
berhasil dengan baik. Apabila seseorang sering kali dipindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lainnya akan menghambat dan membuat pekerja tersebut
produktivitasnya kecil. Turn over tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13.
Initiative
Bawahan
diberi kekuasaan dan kebebasan didalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan
dan menyelesaikan rencananya, walaupun ada kesalahan yang mungkin terjadi.
14.
Esprit the Corps
Persatuan
adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggan,
keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat
korps.
Teori hubungan modern ( ilmu
pengetahuan ) / Teori perilaku
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama
aliran hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan kedua berdasar pada
manajemen ilmiah atau manajemen operasi.
Tokoh aliran perilaku organisasi yaitu :
· Douglas
McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
· Frederick
Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori
dua factor.
· Chris
Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial
atau sistem antar hubungan budaya.
· Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
· Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan
tentang perilaku manusia dan dinamika proses.
· Robert
Blak dan Jane mounton mengemukakan lima
gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
· Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen
dari sistem 1.explotatif, otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
· Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada
studi kepemimpinan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan
aliran ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan
terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya.
Keterbatasan Aliran Perilaku
Organisasi
Meskipun
demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih
lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping
terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Rekomendasi mereka sering
berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan
menentukan pendapat yang paling baik.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER / PERUSAHAAN
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang
DAFTAR
PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar